Selasa, 26 Agustus 2008

Apa mau dikata

Sepertinya kejadian hari ini akan terus berulang sampai selanjutnya. Hue tidak bisa berkata apa-apa. Saat dihampirinya secarik kertas yang digantungnya masih kosong ngak ada isinya setitik pun tak ada putih bersih tak berdosa. Hue pun menaruhnya kembali dan menaruh harapan semu yang tak kunjung padam. Betapa muram termenung dipangkuan batu kuarsa diselimuti pasir berhembus debu. Mata pun silau sinar yang dipantulkannya.

Sepertinya hari ini akan cerah bila sinar itu tak banyak tertutup awan. Angin pun semilir nyaring bunyinya. Tak terasa hari demi hari sudah terlewati. Tak kuasa rasanya memperhatikan silau pasir kuarsa disana. Hue pun balik kandang. Sendiri lagi tak ada teman untuk bicara. Apa memang sudah wajib untuk ngak bisa bicara. Hue pun tergolek lemas di kursi dekat meja. Sepatah kata pun tertuang dalam catatannya yang sudah beberapa hari ditinggal tidur. Ternyata pena pun sudah mau mulai mengering. Hue ngak bisa berkata-kata. Menuangkannya dalam batin yang penuh sesak dengan gundah selama ini.

"Kemanakah mereka? kemanakah dia? kemanakah angin itu membawanya." Hue ngak punya jawabannya karena ngak ada yang mau jawab. Apa malu jawab. Hue pun merasa malu dengan pertanyaan yang kacau ngak punya arah. Ditulisnya didinding pakai aksara lama . Supaya ngak ada yang tahu apa maksudnya.

Semangat akan patah arang daripada abu. Satu demi satu masa lalu makin jauh aja. Ngak ada kabar berita. Seperti orang hilang ingatan yang ingat segalanya. Berburu rusa ke padang tandus. Apakah selama ini salah arah. Siapa yang memasang arah di samping jembatan itu. Sengajakah dia. Ini jalan yang benar apa sudah jauh salah duga untuk melewatinya. Pikirku dalam benak benuh tanya lanjutkan saja ngak ada salahnya hidup didunia. Begitulah alam semesta akan menjawab dengan bantuannya yang tak terduga. yang terus berotasi pada porosnya. Hal demikian supaya kamu tahu dan mau mempelajarinya setiap makna yang kadang tak berarti sama sekali. Apakah ini sudah cukup sewajarnya. Apakah tidak berlebihan. Apakah aku bertanya?

Jumat, 22 Agustus 2008

Maha dahsyat

Apa artinya kala itu sang matasurya akan memejamkan mata. Langit berwarna jingga nanggung sekali merahnya. Angin berhembus tak karuan kemana. Daun-daun mengejek selalu jatuh enggak jatuh enggak jatuh enggak. Akhirnya berguguran satu demi satu. Begitulah suasana alam yang mau malam. Berangkat terang menuju kelam.

Dahsyatnya ternyata Hue belum bangun-bangun juga. Sampai hari ini. Makan apa tuh anak . Makan roti kali yang rasa stroberry. Stroberry dicincang kecil-kecil tanpa pemanis buatan asem sekali rasanya.

"Huahm",Hue menguap. Eh ngak jadi bangun kapan majunya kalau begini begitu melulu. Bantal guling dari bulu angsa menutupi mukanya. Makin Pulas aja Tidurnya. Puas-puasin aja lah. Waduh dapur dan kandang berantakan. Ngak apa yang merapikan apa. Dahsyatnya kekacauan yang ditimbulkan.

Mungkin Hue ngak punya teman jadi mending malas-malasan. Ngak ada permainan. Ngak ada makanan. ngak ada bacaan. Aduh susahnya jadi orang. Berharap ada yang membangunkan pakai di siram air comberan rasa durian. Kebanyakan bengong kali yah. Jadinya terus bermimpi ingin jadi astronot tapi maunya yang jalan kaki. Jelas ngak mungkin.


Blegurrrrrr......!!!!!! Blegurrrrrr......!!!!!! Blegurrrrrr......!!!!!!

Tetap ngak mau bangun. Blegur mengonggong Hue masih tidur melulu.

Dahsyatnya.............................

Kamis, 21 Agustus 2008

Sempatkah ?


Hari ini Hue masih tertidur kayaknya. Apa mungkin ngelidur. Mungkin mimpi ingin terbang ke bulan melihat bintang-bintang di awan. Siang-siang gini masih ngelindur jalan-jalan sendirian dasar pungguk berkacamata dua dimensi. Ketinggalan tuh kacamatanya. Makanya kalau jalan jangan ngelindur.

"ooo....", peri duku melihat burung hantu berkeliaran siang-siang memejamkan mata ngak pakai kacamata lagi. Siapa yang mo takut kalau gini. Hiii?

Hue memang pungguk si burung hantu itu yang bercita-cita ingin pergi ke bulan. Tapi siapa yang mau mengajaknya. Ngak tahu ah. Mungkin ada yang sudi buatkan pesawat dari kertas dan Hue pun bergelayutan terbang entah kemana sesuka-suka pesawat kertasnya. Mungkin ngak ya sampai ke bulan.

Dasar Hue mimpinya makin aneh-aneh aja. aneh aja ngak aneh-aneh amat. Kali ini Hue sempoyongan lewat jembatan. Jembatannya terbuat dari pohon talas. Malas ah menceritakannya. Penasaran ya? cerita aja sendiri. mungkin aku sih yang penasaran mengapa cerita kok sendiri. ngak enak sekali yah. Enakan kalau ceritanya di bagi pasti seru tuh sampai ke istana sang prabu dan bilang hu hue hu hue hu hue.

Ngomong-ngomong kertas dekat pohon stroberry sudah berisi belum yah? Kayak nya sih belum karena ngak ada tanda-tanda yang aneh tuh pada pohon stroberry masih merambat melulu. Mungkin akan selalu begitu. mudah-mudahan besok atau lusa ngak kayak begitu lagi. Mudah-mudahan ada yang sempat mengisi. Dan akhirnya Hue dapat bangun dari ngelindurnya yang ngak ketulungan itu. Mudah-mudahan.....

Selasa, 19 Agustus 2008

akhirnya jadi juga awalnya

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

"Ini sebenarnya mantra apa bukan ya? Ampuh sekali untuk menulis yang sulit dibaca. Kalau hafal mungkin kamu bisa menerbangkan sepeda tanpa roda." pikir Hue.

Lalu secarik kertas disobeknya menulis bait demi bait berkali-kali. Kayak mau disetrap guru pelajaran bahasa saja. Tak terasa kertas sudah penuh dengan tulisan tanpa makna namun berguna. Betapa gembira campur bodoh ditambah ngak mudengnya Hue lihat kertas penuh coretan. Coretan yang ingin diulangi berkali-kali kala sang surya mau pamit ke barat daya.
Mumpung masih terang. Terus terang saja ia tidak bodoh bin tolol. Sesobek lagi mungkin cukup untuk hari ini.

"Mau menghafal kok ngak hafal-hafal,sih..." pekik Hue dalam batin yang penuh jurang banyak serangganya lagi kalau pagi.

Hue ngak mau bodoh sendiri kali ini. Ada saja ulah pikirannya. Ada-ada saja. Apa adanya. Seperti biasa. Sesobek kertas yang sudah sobek disobeknya untuk sesuatu tujuan. tujuan yang ditujukan yang tertuju di situ.

"Siapa ya yang mau mengisi lembaran sobek ini kalau di tempel disini?" canda batin ngak penting Hue.

Terus menunggu dan menunggu. Tapi mau tidur dulu kala itu. Sobekan yang tertempel di dahan pohon stroberry bergelayutan ngak karuan menunggu ada yang menghampirinya. Siapa tahu ada cerita dibalik pena yang dibawanya.

"Untuk malam gulita ini sudah ah menggerutunya" ceplos hue dalam sepatu bau duku sambil ber fikir siapa tahu ada orang yang juga bodoh ngak punya kerjaan mengisi lembaran ini jadi sebuah cerita yang penuh sesak dan pengap dengan fantasi.

Siapa ya selain Hue yang yang begitu bodohnya mau mngantungan jemuran di dahan srtoberry. Penasaran aku jadinya. Karena tadinya ngak begini ceritanya terus bagaimana jadinya kalau ceritanya banyak versinya. Hue pun tertidur sebentar tapi kayaknya lama kalau ngak ada yang membangunkan. Berharap paginya ada mantra lagi muncul dengan sendirinya di sobekan kertas yang bergelayutan di dahan srtoberry yang layu ngak disiram pagi tadi hingga saat ini.

"ZZzzzzzzzz................." Hue pun tertidur. Astaga jam bekernya belum nyala . Lama kayaknya mimpinya sampai siang hari. Mungkin berhari-hari. Tergantung siapa dulu yang datang disini.