Selasa, 19 Agustus 2008

akhirnya jadi juga awalnya

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

"Ini sebenarnya mantra apa bukan ya? Ampuh sekali untuk menulis yang sulit dibaca. Kalau hafal mungkin kamu bisa menerbangkan sepeda tanpa roda." pikir Hue.

Lalu secarik kertas disobeknya menulis bait demi bait berkali-kali. Kayak mau disetrap guru pelajaran bahasa saja. Tak terasa kertas sudah penuh dengan tulisan tanpa makna namun berguna. Betapa gembira campur bodoh ditambah ngak mudengnya Hue lihat kertas penuh coretan. Coretan yang ingin diulangi berkali-kali kala sang surya mau pamit ke barat daya.
Mumpung masih terang. Terus terang saja ia tidak bodoh bin tolol. Sesobek lagi mungkin cukup untuk hari ini.

"Mau menghafal kok ngak hafal-hafal,sih..." pekik Hue dalam batin yang penuh jurang banyak serangganya lagi kalau pagi.

Hue ngak mau bodoh sendiri kali ini. Ada saja ulah pikirannya. Ada-ada saja. Apa adanya. Seperti biasa. Sesobek kertas yang sudah sobek disobeknya untuk sesuatu tujuan. tujuan yang ditujukan yang tertuju di situ.

"Siapa ya yang mau mengisi lembaran sobek ini kalau di tempel disini?" canda batin ngak penting Hue.

Terus menunggu dan menunggu. Tapi mau tidur dulu kala itu. Sobekan yang tertempel di dahan pohon stroberry bergelayutan ngak karuan menunggu ada yang menghampirinya. Siapa tahu ada cerita dibalik pena yang dibawanya.

"Untuk malam gulita ini sudah ah menggerutunya" ceplos hue dalam sepatu bau duku sambil ber fikir siapa tahu ada orang yang juga bodoh ngak punya kerjaan mengisi lembaran ini jadi sebuah cerita yang penuh sesak dan pengap dengan fantasi.

Siapa ya selain Hue yang yang begitu bodohnya mau mngantungan jemuran di dahan srtoberry. Penasaran aku jadinya. Karena tadinya ngak begini ceritanya terus bagaimana jadinya kalau ceritanya banyak versinya. Hue pun tertidur sebentar tapi kayaknya lama kalau ngak ada yang membangunkan. Berharap paginya ada mantra lagi muncul dengan sendirinya di sobekan kertas yang bergelayutan di dahan srtoberry yang layu ngak disiram pagi tadi hingga saat ini.

"ZZzzzzzzzz................." Hue pun tertidur. Astaga jam bekernya belum nyala . Lama kayaknya mimpinya sampai siang hari. Mungkin berhari-hari. Tergantung siapa dulu yang datang disini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar