Sabtu, 06 September 2008

apakah damai akan datang

Sore yang merah dari barat daya. berjuta warna cukup merah jingga. Terpikat sinarnya tak hayal gelap gulita didepan mata. Sirna sudah siang gersang kerontang. Dingin malam akan kah membunuhku. Hue pun pergi ke perapian menyalakan lilin tuk menghangatkan badan. Perasaan yang bersemayam didalam terus gundah gulana. Tak ada surat yang datang walau seucap. Merpati hanya terbang tinggi lalu pergi.

Mungkin lusa atau esok ada sesuatu kabar yang menghampiri tepat didepan kelopak mata. Mata mengantuk tapi tidak bisa,merahnya terasa. Perih pedih hanya melihat lilin dari balik jendela. Bukan takut bukan apa tapi hanya merasa. Munginkah hujan akan menghuyur kebun sayur di belakan rumah tanpa jendela. Ataukah ini cuma bualan yang ada sepanjang masa. Dari pagi siang dan sore hari.

Hue berharap ada teman yang mau mengutarakan pendapat dan bertukar pikiran. Membuat baling-baling angin untuk terbang ke angkasa raya. Melihat bima sakti beserta teman-temannya. Mungkinkah hallo antartika terlihat juga.Terus terbang ke bulan melihat bongkahan dibaliknya yang selama ini tak sempat terlihat sama sekali dari bumi walau hanya satu kali.

Gulungan peta sudah siap dibuka untuk mengetahui jalan di angasa. Mungkinkah ada orang yang mau menunjukkan dimana harus memulai jalan kesana. Apakah kamu tahu karena berharap kamu tahu. Mungkin hati ini akan senang sepanjang masa. Masa lalu telah terlampaui. Kini hanya menunggu harapan baru pergi ke antariksa. Di suatu tempat antah berantah yang disana bisa menanam stroberry. Dan terus bertegur sapa sepanjang masa.

"Hallo", Hue bersuara lirih terucap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar