Selasa, 23 September 2008

masihkah disini

Pagi kemarin terasa membosankan. Membutakan mata untungkan tidak sampai membutakan hati. Pergi ketaman ladang srtobery ternyata belum juga panen. Berharap panen ini melimpah tanpa wabah. Andai saja mentari bersinar seperti pagi setiap hari. Mungkin tidak terasa gerah dan penuh gundah.

Strobery masih hijau ranu belum memancarkan sinar kemerah-merahannya. Mungkin rasanya tidak bisa ditulis pakai kata yang semestinya. Apakah ini bercanda ataukah nyata. mungkin harus kembali dulu kekandang dibalik ilalang itu. Aman dan terasa menghangatkan.

"Keringat bercampur peluh bertaburan di mukaku, uh", Hue berkeluh sesampainya di kandangnya. Sementara ilalang terus saja meninggi belum sempat dibersihkan

Andai saja siang ini bertegur sapa. Andai saja Hue bisa bercanda. Andai saja Peta buta itu memakai kacamata. Mungkin hue sudah terbang ke alam damai bertaburan bintang-bintang dan cahaya. Oh alangkah bahagianya.

Ternyata Hue masih saja disini menyendiri berteman dengan sepi. Dan mungkin nanti gelap gulita. Ngak tahu apa mau dikata. Lilin di atas meja pun hanya tersisa setengah batang. Apakah malam ini akan sia-sia. Sampai pagi menjulang lagi dari kutub timur yang ngak jelas titiknya. Walau kamu beribu-ribu kali mengitarinya.

Tetap semangat berjuang sepanjang kenangan. Tetap memakai topi saat mentari menyinari dari pagi sampai sore hari. berharap cuacanya seperti di medan penuh dengan salju yang beratapkan kristal es. Dan terbentuklah hallo siang itu. Alangkah indahnya walaupun diselimuti kegelisahan mentari yang terpancar teduh kala itu. Sampai saat ini belum ada kabar beritanya secarik kertas di ladang Strobery. Belum ada kata cerita lainnya dibaliknya. Sampai mentari tersipu sore itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar