Senin, 22 September 2008

di sini dan di sana

Pagi ini Hue terbangun juga. Sudah beberapa hari ini ia kelelahan dalam kepenatan. Di sini pagi dingin menyejukkan. walau harus menahan kantuk yang melelahkan. Udara terasa sejuk menyegarkan bagai sajak dalam suratan. Apakah begitu suasana pagi itu. Benarkah seperti itu menggambarkannya. Apakah demikian juga di sana . Apakah saya bertanya. Sepertinya sudah pernah deh berkata-kata seperti yang sebelumnya. Apakah ini dejavu. Ingatan masa lalu berulang seribu kali dalam hidupmu.

"Sekarang apa yang harus ku perbuat", Hue kebingungan saat duduk diberanda depan hanya bisa lihat depan. Mungkinkah Hue akan berjalan lurus kedepan atau kebelakang untuk meneguk segelas air bercampur kola yang masih tersisa di atas meja. Aduh lelahnya. Kenapa diluar sana kok ngak ada siapa-siapa. Apakah ini hanya perasaanku apa cuma pengelihatanku.

OH iya bagaimana kalau menerka dan memecahkan teka-teki peta buta untuk menuju ke antariksa raya. Siapa tau bisa untuk menguasai dunia yang selama ini hanya terasa selebar mangkuk. Saatnya mengambil peta dari rak di bawah meja. Sekejap Hue berlari dan sontak saja peta sudah ada di tangannya. Lihat saja peta dari tangannya. Benar-benar buta ngak punya mata. Sesuai dengan namanya begitu pulalah wujudnya.

Apakah ini jalan yang sama yang harus di lalui untuk menuju nirwana ataukah tenggelam dalam balutan matahari pagi hari ini yang diselimuti awan tebal keabu-abuan bersemu merah jambu sedikit kelabu. Teka-teki belum juga terpecahkan. Di tengah ada tanda bintang di tepi jurang ada tanda silang dan garis lurus menuju bulan agak belok ke kiri semantara titik-titik tajam banyak bertebaran disekelilingnya.

Disana apakah ada setetes embun beku yang terharu bertaburan saat birunya langit pagi berdatangan. Angin semilir merampas kebekuan agar mengalir seperti sedia kala.

"wah",Detak hue dalam hati penuh arti turut melingkari suasana tadi untuk belok kekanan atau kekiri. Mungkin apakah harus tetap disini seperti yang tadi ataukah harus mengikuti kelokan dalam belokan sempit itu. Nafas tersedak sebentar ngak tahu arah harus kemana mungkin disini dulu kembali separti yang tadi.

Aduh lelehnya pagi ini. tak ada satu teka-teki pun yang terpecahkan kalau harus membacanya sendiri. Peta buta benar-benar membutakan alam pikiran bawah sadar yang selama ini ngak pernah ku sadari ternyata alam itu menyadarkanku akan sesuatu hal.

Sampai sudah pagi buta berganti terbitnya mentari yang besinar indahnya penuh tawa dan riang mungkinkah gembira. Sinar terasa menyengat hangat sayup-sayup terasa. ingin berlari rasanya menghilangkan kegundahan ini. Dari sini menuju ke sana. Peta buta pun akhirnya diselipkan kembali di bawah meja. Hue berlari menuju taman yang penuh ladang pohon strobery.

apakah ini sudah musim panen?
Andaikata cerita ini ada yang mau melanjutkannya.
menulisnya kembali dalam bait yang berbeda.
Harapan ini mungkinkah sirna atau ada.
Bingung untuk memulai bertanya.
walau hanya dalam satu kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar